Skip to content

Dulunya Jadi Bandar Judi dan Narkoba Sekarang Sukses Menjadi Pengusaha

Siapapun orangnya pasti bisa sukses meski memiliki masa lalu yang kelam, contohnya Christopher Sebastian. Christopher adalah pendiri dan CEO Makko Group yang memiliki empat bisnis, yaitu Aksesoris Mobil, Kuliner, Kecantikan Pariwisata dan Alat Kesehatan.

Kesuksesan Christopher tidak lepas dari pengalaman hidup sebelumnya. 

Siapa yang akan berpikir bahwa karirnya sebagai seorang pengusaha profesional dimulai ketika dia dibebaskan dari penjara dan direhabilitasi dengan obat-obatan. Pria kelahiran Surabaya itu jatuh ke dunia hitam akibat imbas rumah rusak menyusul perceraian orang tuanya saat masih remaja.

Saya tamat SMA dan keluar rumah. Saya kuliah di surabaya tapi jalan terus padahal jarak dari rumah ke kampus tidak jauh. Alasan saya tinggal disana karena sering bertengkar. tidak terlalu cocok dengan bapak. 

Otomatis karena saya tinggal disana, saya harus belajar untuk membiayai hidup saya. Meskipun orang tua saya tetap memberikan dana untuk sekolah, orang tua saya berpikir bahwa setelah saya berangkat saya akan bertanggung jawab untuk diri saya sendiri. Ujarnya dalam program deMentor di detikcom, Selasa 17 /2020.

Sebagai seorang anak yang tinggal sendiri, Christopher memutuskan untuk mulai menjual casing ponsel (HP). Setelah punya uang, dia mulai mencoba narkoba dan judi. Tak hanya itu, ia juga menjadi pedagang setelah dituntut beberapa lama.

Uang karena anak muda yang menghabiskan waktu di malam hari secara otomatis menggunakan narkoba karena ketika saya menyukai sesuatu, saya membelinya secara otomatis. Jadi saya tidak berpikir saya selalu ingin menjadi konsumen, tetapi saya harus menjadi produser.

Baca juga: Memahami Fungsi Geosintetik dalam Pembangunan

Jadi saya pikir, dunia ini terus berlanjut sampai malam, otomatis kehabisan uang jika narkoba terus berlanjut, saya otomatis memilih untuk menjual (narkoba), saya akan menjadi pengedar saat itu dan itu terus bertambah besar. juga bertekad menjadi bandar taruhan, ”terangnya.

Nasib perguruan tinggi hanya berlangsung satu tahun, atau dikenal sebagai mahasiswa tingkat dua. Selama kurang lebih 4 tahun dia mengaku menerima uang dari kehidupan kelam ini hingga akhirnya ditangkap oleh polisi tepat pada waktunya dan masuk penjara.  

Perjalanannya ke dunia hitam berakhir ketika dia ditangkap oleh polisi dan dijebloskan ke penjara dua kali karena narkoba. Hingga akhirnya ia masuk ke pusat rehabilitasi dan bertemu dengan orang tua spiritual yang membimbingnya melalui proses penyembuhan. Di tempat ini ia bisa merasakan wujud seorang lelaki tua yang sebelumnya tidak pernah diawetkan, hingga akhirnya ia meninggalkan narkoba dan memulai karir di bidang bisnis.

Christopher merasa pintu rezeki selalu datang setelah dia direhabilitasi dan mulai meninggalkan kehidupan kelamnya saat berusia 22 tahun. 

Sebelum memulai bisnisnya, dia sempat merasakan jadi pekerja profesional di bagian produksi yang memenuhi kebutuhan perhotelan, dan juga di anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk di bagian advertising atau periklanan yang masing-masing dijalankan selama satu tahun.

Karirnya luar biasa ketika dia bekerja di sebuah perusahaan distribusi kaca film. Awalnya untuk masuk ke perusahaan itu tidaklah mudah, penolakan harus didapatkan ketika menemui bos perusahaan itu untuk mengajukan diri sebagai karyawan. 

Tetap saja, dia terus mencoba menjadi sukarelawan sampai akhirnya dia diterima dengan upaya ketiganya.

Cuma di perusahaan itu satu minggu kerja saya menerima tekanan, di maki-maki sama managernya karena saya melakukan kesalahan, pada saat itu saya sebagai sales junior. Kalau nggak salah saya mau di lempar barang atau dipukulin pada saat itu karena managernya memang cukup tempramental, cuma saya tetap bertahan,” tuturnya

Seiring waktu bosnya mempercayai Christopher untuk memimpin bisnis distribusi kaca di Indonesia bagian barat. Berbagai fasilitas diberikan seperti karyawan, hingga gaji yang cukup. Namun Christopher ingin menantang dirinya agar diizinkan memegang sisa dari wilayah cakupan bisnis distributor mobil tersebut di Indonesia bagian timur.

Atasannya tidak menerima permintaan tersebut. Bagi Christopher, posisi yang dia pegang saat itu tidak akan ada level lain dan kariernya tidak akan maju. Untuk ini dia memutuskan untuk meninggalkan posisinya di perusahaan dan memulai perusahaannya sendiri.

Saya pikir ini akan terus melukai diri saya sendiri, karena jika kami bahagia, sesuatu yang berbahaya untuk masa depan akan dimulai dari sana. Pada saat itu, saya merasa sangat nyaman, saya masuk ke kantor dan tidak pergi ke kantor ketika saya mau. Saya akan. Bahkan gratis, mungkin 3-4 hari seminggu saya bermain seperti saya bekerja, jelasnya.

Christopher kemudian memulai bisnis kaca film dengan menyewa toko-toko kecil dengan sisa uang yang dimilikinya. Seiring berjalannya waktu, yang dimulai pada tahun 2010, bisnis asesoris otomotif berkembang menjadi Makko Group yang seperti saat ini memiliki empat divisi.

Ia berharap pengalaman kelamnya tidak ditiru oleh masyarakat karena hasilnya akan berakhir di jeruji besi. Ambil saja pengalaman positif.

Published inBerita